Jendela Berita Online - Kelompok hacker Korea Utara diduga kuat melancarkan serangan cyber di negara lain. Contohnya pada Juni tahun lalu, Korea Utara dikatakan menyerang lebih dari 140 ribu komputer di 160 perusahaan dan lembaga pemerintahan Korea Selatan.
Lalu serangan tahun 2014 yang menyasar operator reaktor nuklir di Korea Selatan. Serangan itu menurut Simon Choi, periset senior dari perusahaan sekuriti Hauri Inc dilakukan dari negara China.
"Mereka beroperasi di sana sehingga apapun yang mereka lakukan, semuanya berasal dari alamat IP di China," ujar Choi yang dilansir tribunnews dari Reuters.
Selain China, Malaysia juga diduga menjadi negara favorit hacker Korea Utara. Itu diungkapkan oleh Yoo Dong ryul, mantan periset sekuriti kepolisian Korea Selatan yang sudah meneliti teknik hacker Korut selama 25 tahun.
"Mereka bekerja pada perusahaan pemrograman TI sebagai penyamaran. Beberapa dari mereka juga menjalankan website dan menjual game serta program judi," sebutnya.
Menurut investigasi, terdapat dua perusahaan TI di Malaysia yang mempunyai hubungan dengan mata-mata Korea Utara. Mungkin saja di baliknya adalah Unit 180, kelompok hacker elit yang diduga dibina oleh pemerintah Korea Utara.
"Para personilnya direkrut sejak dari SMA dan mendapatkan pelatihan intensif di beberapa institusi elit," tutur Michael Madden, seorang pakar sekuriti.
Memang belum adanya bukti kuat mengenai laporan-laporan itu dan Korut selalu membantahnya. Bagaimanapun, hacker Korut dianggap sebagai ancaman nyata.
"Apakah mereka terlibat atau tidak, contohnya dalam penyerangan WannaCry, tidak mengubah fakta kalau mereka memang merupakan ancaman cyber yang nyata," ujar sumber dari pemerintah AS. (Jendela Berita Online)