Jendela Berita Online - Ketua DPR Setya Novanto yang ditahan KPK dan dibantarkan ke RSCM berhubungan dengan kasus dugaan korupsi e-KTP. Soal penahanan itu, Wapres Jusuf Kalla meminta semua pihak menunggu proses hukum yang sedang berjalan.
"Tunggu proses hukum saja ya. Proses hukum telah berjalan lah. Kita jaga saja, dan yang menjaganya ke proses hukumnya," tuturnya usai menghadiri penutupan Munas KAHMI JK di Medan, Sumatera Utara, Minggu (19/11/2017).
Saat ditanyain bagaimana sebaiknya sikap Golkar terkait penahanan Setya Novanto itu, Jusuf Kalla belum mau berkomentar. "Ya saya tidak berhak mengomentari itu. Itu kan Golkar," imbuhnya.
Sementara itu, Jusuf Kalla menjawab dengan nada canda tentang adanya permintaan agar dirinya turun gunung untuk membenahi Golkar. "Saya tidak pernah di gunung, saya tetap di darat," ujarnya sambil tertawa.
Sebelumnya diberitakan, Jusuf Kalla sempat bereaksi keras menyusul menghilangnya Setya Novanto di tengah kejaran KPK. Menurut Ketum Golkar periode 2004-2009 itu, Golkar harus secepatnya menggelar musyawarah nasional luar biasa untuk mencari pengganti Novanto sebagai Ketua Umum Golkar.
"Ya, itu tergantung Golkar-lah. Tapi harus secepatnya. Mesti ada yang pimpin Golkar. Harus segera. Jika tidak, masak kapten menghilang tidak diganti kaptennya? Masak menghilang. Harus ada pemimpin baru yang muncul," tegas Jusuf Kalla, Kamis (16/11).
Sementara itu, Golkar juga menggelar rapat pleno awal pekan mendatang. Meski jadwal pleno belum diketahui, Golkar kemungkinan akan membahas Ketum Setya Novanto yang menjadi tahanan KPK.
"Mungkin jadwalnya masih belum ditentukan apa saja. Hanya mungkin saya menduga soal perkembangan mutakhir tentang perkembangan terakhir ditahannya ketum (Setya Novanto), itu kan harus ada sikap resmi partai," ujar Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily saat dihubungi tribunnews, Sabtu (18/11). (Jendela Berita Online)