Jendela Berita Online - Ribuan orang yang tergabung dalam berbagai oranisasi massa
di Bandung, menuntut pembubaran Front Pembela Islam ( FPI ) yang dipimpin oleh
Rizieq Shihab, pada kamis ( 19/01/17) pagi. aksi ini berlangsug tepat satu
pekan setelah ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia ( GMBI ) bentrok dengan
Ormas FPI.
Demo yang dilakukan di depan Gedung Sate, Kota Bandung ini
di ikuti oleh para simpatisan ormas GMBI, Laskar Garuda, Pembela Kesatuan Tanah
Air ( Pekat ), serta sejumlah ormas yang mengaku sebagai santri dari Cirebon,
Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Polisi Yusri Yunus
membenarkan adanya demo itu dan mengatakan bahwa Jumlah massa itu sekitar
hampir 3.000 orang.
Ketika ditanya dari mana angka tersebut didapat.dia kemudian
menjawab " Kita memperkirakannya karena biasanya ada demontrasi di situ.
dari titik kumpulnya, disitu kita akan perkirakan, hampir setiap hari orang
melakukan demonstrasi disana", ujarnya.
Raden Sigit Permadi Purbaningrat, Sekretaris Forum Santri
Wilayah III Jawa Barat, mengaku bawa dirinya membawa sekitar 300 orang yang
mewakili Paguyuban Padepokan di Cirebon.
"Kami hanya ingin agar oknum oknum dari FPI bisa
ditindak tegas biar tidak ada kekisruhan dan kesalahan yang dimana antar sesama
umat muslim saling di adu domba. FPI memang muslim, akan tetapi tidak muslim keseluruhan.
kami menunjukan bahwa kami adalah muslim yang cinta dengan kedamaian",
ujarnya.
Di dalam aksi unjuk rasa tersebut, terlihat sebagian peserta
unjuk rasa mengusung sejumlah spanduk yang bertuliskan ' Bubarkan FPI segera',
'Dukung Kapolda Jawa Barat dalam penegakan Proses hukum Rizieq Shihab',
serta 'Santri Cirebon dukung pembubaran penista budaya dan pemecah Pancasila'.
Didalam aksi tersebut, terdapat satu panggung yang di isi
dengan orasi dari berbagai sosok. termnasuk Sukmawati Soekarnoputri dan Toto
Suryawan, dua anak presiden Soekarno yang berlainan ibu.
Di dalam orasi, Sukmawati mengajak warga Jawa Barat secara
khusus dan warga Indonesia pada umumnya untuk tetap menjaga Pancasila dan Negara
kesatuan Republik Indonesia. kemudian terdapat pula Toto Suryawan yang mengaku
akan maju pantang mundur apabila Pancasila di nistakan dalam orasinya.
Hadir pula dalam demonstrasi itu, Ketua Dewan Kesatuan
Majelis Adat Sunda, Ari Mulila Subagja. dia merupakan salah satu saksi pelapor
didalam kasus dugaan penghinaan budaya Sunda yang dilakukan oleh Rizieq Shihab.
"Kami sangat menolak FPI berada di tanah Pasundan. biar
aparat memproses hukum Rizieq Shihab", kata Ari
Usai melakukan aksi. para perwakilan ormas menyerahkan
petisi berupa tuntutan pembubaran FPI kepada gubernur Jawa Barat, Ahmad
Heryawan.
Didalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat mengatakan
" Kita menghormati beda pendapat, kita menghormati kebhinekaan sebagai
bagian dari fitrah kemanusiaan, Fitrah Kehidupan, bahkan, dan kemudian yang
kita tidak inginkan adalah ketika adanya kekerasan, anarkisme, kita akan tolak
segala bentuk anarkime. kita terima kebhinekaan sebagai kefitrihan dan kita
saling hormat menghormati", ujarnya.
Sebelumnya diketahui bahwa terjadi bentrokan antara ormas
FPI dan GMPI sewaktu pentolan dari FPI itu menjalani pemeriksaan di Mapolda
Jawa Barat pada kamis ( 12/1/17).
Bentrokan itu kemudian memunculkan unjuk rasa yang di gelar
di depan Mabes Polri, Jakarta, Senin ( 16/1/17) lalu. didalam melakukan aksi
tersebut, mereka menuntut Mabes Polri untuk mencopot Kapolda Jawa Barat, Irjen
Polisi Anton Charliyan dari Jabatannya.
Kepada media masa, Kapolda Jawa Barat Irjen polisi Anton
Charliyan mengakui bahwa dirinya adalah pembina Ormas Gerakan Masyarakat Bawah
Indonesia ( GMBI ) dan beberapa Ormas lainnya.
Meski demikian, Kepala Biro Penerangan Masyarakat ( Karo
Penmas ) Divisi Humas Polri, Brigjen Polisi Rikwanto mengatakan, pihak nya
tidak akan mempermasalahkan apabila adanya anggota polri yang memimpin dalam
ormas.(Jendela Berita Online)