Jendela Berita Online - Fahri Hamzah, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) RI
meminta pihak kepolisian tidak membuat keributan didalam menanggapi berita
bohong atau hoaks terkait dengan Pilkada.
Menurutnya, Polri dan pemerintah justru seharusnya
meluruskan isu hoaks yang telah disebarkan oleh publik.
"Jangan begitu caranya, Pemerintah dan Polri harusnya
kembali berpikir kalau memberi jawaban. sehingga pemerintah harus punya
kemampuan untuk meluruskan berita itu siapa yang telah membuatnya dan dimana
lokasinya. itu yang semestinya dijawab, jangan menimbulkan kepanikan
lain", kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, jakarta, Kamis ( 23/3/17).
Dirinya pun kemudian mengusulkan agar pihak Polri dan seluruh
elemen pemerintah dapat memanfaatkan divisi humas secara optimal. sehingga
apabila begitu muncul hoaks yang melibatkan lembaga terkait, divisi humas harus
sigap dan bisa langsung mengklarifikasi.
Fahri juga menyarankan agar Kementerian Komunikasi dan Informasi
agar dapat dilibatkan untuk dapat membantu lembaga negara lainnya seperti Polri
didalam mengklarifikasi hoaks.
Sebab,saat ini produksi informasi dapat berlangsung secara
cepat sehingga bila tidak dapat di imbangi oleh respons aktif pemerintah, berita
bohong yang telah bertebaran justru akan berpotensi menjadi sumber informasi
pemerintah didalam mengambil kebijakan.
"Kalau begitu kan sangat bahaya, juru bicara kantor
pemerintah harusnya rutin ada berita klarifikasi. berita hoaks gimana lalu di
klarifikasi. sebab kalau tidak, berita hoaks tersebut akan menyebar dan rakyat
rawan untuk melakukan tindakan yang tidak di inginkan", lanjut Fahri.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian juga menyatakan bahwa
kabar penculikan anak yang banyak beredar melalui pesan singkat berantai serta
banyak juga terdapat di dunia maya adalah tidak benar. kabar tersebut beberapa
waktu yang lalu telah beredar di sejumlah wilayah di tanah air.
"Saya sudah yakin dan sudah di cek. di Sumatera Utara
dan beberapa wilayah lainnya di jakarta, berita tersebut adalah hoaks",
uajr Tito di Mabes Polri, Jakarta, Kamis ( 23/3/17).
Salah satu isi dari pesan berantai itu menyebutkan bahwa
telah terjadi penculikan anak di jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan pada Minggu (
19/3/17) lalu.
Pesan itu menyebutkan para pelaku yang berpura pura gila
saat akan ditangkap. menurut Tito, penyebar berita hoak tersebut sengaja
memanfaatkan momentum keramaian pemilihan kepala daerah untuk menaikan isu
tersebut.(Jendela Berita Online)